Titik sempit

Selat GIbraltar adalah titik sempit laut yang penting karena beberapa kapal saja sudah cukup untuk memblokir pintu masuk ke Laut Mediterania.

Dalam strategi militer, titik sempit (choke point) adalah fitur geografis di daratan seperti lembah, defile atau jembatan, atau selat yang mau tidak mau harus dilalui sebuah pasukan untuk mencapai tujuannya, biasanya dengan front yang lebih sempit sehingga mengurangi kemampuan tempur pasukan tersebut. Titik sempit dapat memungkinkan pasukan bertahan yang lebih inferior untuk mengalahkan musuh yang lebih besar apabila pihak penyerang tidak mampu memusatkan kekuatannya.

Contoh

Titik sempit laut terpenting pertama kali diidentifikasi oleh John Fisher dalam tulisannya yang mendukung keberlangsungan kolonialisme Britania Raya (koloni penting di dalam kurung):[1]

  • Selat Hormuz antara Oman dan Iran di mulut Teluk Persia
  • Selat Malaka antara Malaysia dan Indonesia
  • Terusan Bab-el-Mandeb dari Teluk Aden ke Laut Merah (Yaman dan Djibouti)
  • Terusan Panama dan Jalur Pipa Panama yang menghubungkan Samudra Pasifik dan Atlantik (Honduras Britania)
  • Terusan Suez dan Jalur Pipa Sumed yang menghubungkan Laut Merah dengan Laut Mediterania (Mesir)
  • Selat Turki/Bosporus yang menghubungkan Laut Hitam (dan minyak dari Laut Kaspia) dengan Mediterania (Turki)
  • Selat Gibraltar (Spanyol, Gibraltar, dan Maroko)
  • Tanjung Horn (Chili)
  • Tanjung Harapan Baik (Afrika Selatan)

Celah Fulda dianggap sebagai salah satu tempat pertempuran sempit paling menentukan pada masa Perang Dingin di Jerman.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Breverton, Terry (2010). Breverton's Nautical Curiosities. 21 Bloomsbury Square, London: Quercus Publishing PLC. hlm. 169. ISBN 978-1-84724-776-6.